Jumat, 23 Agustus 2013

SARI HUKUM PERBURUHAN AKTUAL



JUDUL                   :               SARI HUKUM PERBURUHAN AKTUAL
PENGARANG       :               A. RIDWAN HALIM,S.H. , NY. SRI SUBIANDINI GULTOM
PENERBIT            :               PT PRADNYA PARAMITA

DAFTAR ISI

Bab        I.             latar belakang timbulnya hubungan perburuhan
1.       Kodrat manusia sebagai makhluk sosial
2.       Perkembangan hidup manusia ari zaman ke jaman 

Bab        II.            Hukum ekonomi dan hukum perburuhan
3.       Hubungan antara hukum ekonomi dan hukum perburuhan
4.       Hukum perburuhan sebagai bagian dari hukum ekonomi
5.       Imbalan kerja sebagai masalah sentral dalm hukum ekonomi atau hukum perburuhan 

Bab        III.           Riwayat hukum perburuhan
6.       Pendahuluan
7.       Zaman perbudakan atau perhambaan
8.       Zaman kerja rodi
9.       Zaman poenale sanctie
10.   Zaman romusha
11.   Zaman tuan besar
12.   Zaman tuan tanah
13.   Zaman kemajuan ( sampay sekarang )

Bab        IV.          Persoalan persoalan pokok dalam hukum perburuhan
14.   Persoalan persoalan para pihak yang bersangkutan dalam pelaksanaan dan penetapan hukum perburuhan
15.   Pihak majikan dan organisasi majikan
16.   Pihak karyawan dan organisasi karyawan
17.   Pemerintah sebagai penguasa
18.   Perjajjian kerja
19.   Perjanjian perburuhan
20.   Peraturan majikan 

Bab        V.            beberapa kejahatan serius yang masih sering terjadi dalam penerapan hukum perburuhan
21.   Beberapa bentuk kelaliman majikan terhadap buruh  atau karyawan yang sering terjadi dalam kenyataan
22.   Pemogokan sebagai suatu senjata kejahatan buruh atau karyawan yang ‘paling ampuh’dan paling rawan terhadap majikan 

Bab        VI.          HAL LARANGAN KERJA YANG MASIH SERING MENIMBULKSN MASALAH DALAM PELAKSANAAN HUKUM PERBURUHAN
23.   Empat macam dasar kasus larangan kerja
24.   Dua macam larangan kerja yang menimbulkan akibat buruk dan langkah langkah yang harus diambil untuk mengatasinya

Bab        VII.         Garis garis besar kewajiban majikan dan kewajiban korban
25.   Garis besar kewajiban majikan
26.   Garis besar kewajiban karyawan

Bab        VIII.        Pertanggungjawaban dalam hubungan kerja
27.   Pola dasar pertanggungjawaban
28.   Wujud pertanggungjawaban dalam hubungan kerja 

Bab        IX.           Persoalan asuransi sosial tenaga kerja ( astek)
29.   Pengertian dan ruang lingkup
30.   Macam perusahaan yang diwajibkan turut serta dalam program asuransi sosial tenaga kerja
31.   Suatu upaya lain diluar program asuransi sosial tenaga kerja untuk menjamin dan meningkatkan kesejahtraan karyawan 

Bab        X.            pemutusan hubungan kerja
32.   Latar belakang pada umumnya
33.   Pemberhentian karyawan perorangan dan berbagai alasan
34.   Prosedur pelaksanaan pemutusan hubungan kerja
35.   Khusus perihal uang pesangon dan uang jasa

Kamis, 22 Agustus 2013

HUKUM PERBURUHAN PANCASILA BIDANG PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA



JUDUL                   :               HUKUM PERBURUHAN PANCASILA BIDANG PELAKSANAAN 
                                              HUBUNGAN KERJA
PENGARANG      :               GURNAWI KARTASAPOETRA DKK
PENERBIT            :               ARMICO BANDUNG 

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
1.       Lapangan kerja dan pembangunan
2.       Daya kerja rakyat Indonesia
3.       Sifat dan motifasi daya kerja
4.       Perlindungan perusahan dan perlindungan tenaga kerja 

BAB        I               BEBERAPA JENIS HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN SEJARAH 
                                PERKEMBANGANYA
1.       Arti hubungan kerja
2.       Hubungan kerja pada masa penjajahan belanda
3.       Hubungan pada jaman penjajahan jepang
4.       Hubungan kerja pada masa kemerdekaan

BAB        II             HUBUNGAN KERJA PANCASILA
1.       Pendahuluan
2.       Dasar filsafat hubungan prburuhan pancasila
3.       Peningkatan oprasional peningkatan bidang sikaf mental dan sosial
4.       Sarana sarana daripada pelaksanaan HPP dan peningkatan oprasionalnya
5.       Masyarakat hubungan perburuhan pancasila 

BAB        III            PERATURAN YANG MENGATUR HUBUNGAN KERJA
1.       Ketentuan tentang pendayagunaan tenaga kerja anak
2.       Ketentuan tentang pendayahgunaan tenaga kerja muda usia / belum dewasa
3.       Ketentuan tentang penyalahgunaan tenaga kerja wanita
4.       Ketentuan tentang pendayagunaan tenaga kerja pada umumnya 

BAB        IV            TENTANG PERSELISIHAN PERBURUHAN DAN PENYELESAIAN DALAM HUBUNGAN PERBURUHAN PANCASILA
1.       Latar belakang kelajiman timbulnya perselisihan
2.       Peraturan perusahaan dan perundingan pembuatan perjanjian perburuhan
3.       Penyelesaian perselisihan antara buruh dan pengusaha secara tipartite
4.       Pencegahan pemogokan dan atau penuntupan perusahaan ( lock out)
5.       Tindakan sepihak dan pemutusan tenaga kerja tidak mencerminkan nilai nilai pancasila 

BAB        V             BEBERAPA MASALAH YANG TIMBUL SEHUBUNGAN DENGAN 
                               HUBUNGAN KERJA DAN PENGISIAN KESEMPATAN KERJA
1.       Masalah yang timbul sehubungan dengan pendayahgunaan tenaga kerja wanita pada malam hari
2.       Masalah berbagai macam ketidak seimbangan di dalam perekonomian
3.       Masalah penutupan kesempatan kerja oleh tenaga kerja tua usia
4.       Masalah yang timbul sehubungan dengandengan kesulitan fasilitas dalam rangka penyebaran tenaga kerja 

BAB        VI            BEBERQAPA KONVESI ILO YANG MENGATUR HUBUNGAN KERJA YANG 
                                SENAFAS BAGI PERLAKSANAAN HUBNGAN  PERBURUHAN PANCASILA
1.       Yang diratifikasi oleh pemerintah RI
a.       Convention No 98, dasar dasar daripada hak hak untuk berorganisasi
b.      Contoh No. 100, pengupahan yang sama bagi buruh pria dan wanita
c.       Convention No. 106, mengenai istirahat mingguan
d.      Convetion No. 120, hygiene dalam perniagaan dan kantor kantor
2.       Sari dari berbagai konvensi perburuhan internasional yang diratifikasi oleh pemerintah hindia belanda
a.       Convenrion No. 19, 1925 persamaan perlakuan bagi tenaga kerja warganegara dan asing
b.      Convention No. 27, 1929, pemberian tanda tanda pada bungkusan berat
c.       Convention No. 291930, tentang kerja paksa atau wajib kerja
d.      Convention No. 45 , 1935, tentang larangan mengerjakan wanita di dalam pertambangan 
 
BERBAGAI BENTUK PORMULIR YANG DI PERGUNAKAN DALAM PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA
BERBAGAI BENTUK PORMULIR YANG DIPERGUNAKAN DALAM NORMA NORMA PRLINDUNGAN TENAGA KERJA
FORMULIR BAGI PENGAWASAN PERUSAHAAN

HUKUM PEMBORONGAN MELAKUKAN PEKERJAAN TERTENTU



JUDUL                   :               HUKUM PEMBORONGAN MELAKUKAN PEKERJAAN TERTENTU
PENGARANG       :               KOMAR ANDASASMITA
PENERBIT            :               IKATAN NOTARIS INDONESIA 1983

DAFTAR ISI

BAB        I               PEMBORONGAN PEKERJAAN
I.                    Definisi / pengertian / unsure unsure
II.                  Persamaan dan peerbedaan antara pemborongan dengan / dari perjanjian untuk melakukan pekerjaan dan perubahan
III.                Lain lain ( usul/saran/himbauan )

BAB        II             CONTOH CONTOH KONTRAK PEMORONGAN PEKERJAAAN , PERJANJIAN KERJA DAN PERARTURAN KEKARYAWANAN
I.                    Pengertian/penjelasan
II.                  Perjanjian pemborongan untuk pembangunan suatu gedung
III.                Contoh kontrak antara instansi pemerintah dengan perusahaan swasta ( di bawah tangan )
IV.                Kerangka contoh kontrak pemborongan pekerjaan antara perusahaan perusahaan swasta ( PT/CV/FA/perseorangan ( akta notaries)
V.                  Beberapa contoh / model kontrak antara ‘’owner’’ dengan ‘’contrak’’di amerika serikat ( dalam bahasa inggris dan Indonesia)
VI.                Bea materai pemborongan ( di Indonesia )
VII.              Contoh akta perjanjian kerja :
1.       Antara seorang karyawan dengan majikanya ( pengusaha pabrik pelastik )
2.       Antara sebuah perseroan terbatas dengan direkturnya
VIII.            Contoh perjanjian perburuhan antara sebuah perseroan terbatas / pengusaha dengan pedagang keliling
IX.                Contoh peraturan kekaryawanaan suatu perkumpulan